Mending Mobil atau Rumah Dulu? Kita Bahas Menurut Pandangan Islam

  • Admin
  • May 20, 2025

Kebutuhan Pokok dan Aset dalam Islam

Dalam pandangan Islam, kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga tingkat: dharuriyat (primer), hajiyat (sekunder), dan tahsiniyat (tersier). Rumah tergolong dalam kategori dharuriyat—kebutuhan dasar yang harus dipenuhi demi kelangsungan hidup dan kemaslahatan manusia.

Imam Asy-Syathibi dalam kitab Al-Muwafaqat menjelaskan bahwa tempat tinggal adalah bagian dari kebutuhan pokok yang menjaga lima aspek penting dalam Maqasid Syariah, salah satunya adalah menjaga jiwa (hifzh al-nafs). Tanpa tempat tinggal yang layak, manusia rentan terhadap gangguan fisik, mental, dan spiritual.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pun menegaskan pentingnya rumah dalam sabdanya:

من سعادة المرء المسكن الواسع، والجار الصالح، والمركب الهنيء
"Di antara kebahagiaan seseorang adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik serta kendaraan yang nyaman."
(HR. Ibnu Hibban)

Dari hadits ini, rumah yang layak bukan hanya memberikan perlindungan, tapi juga ketenangan dan kebahagiaan. Tak hanya dari sisi syariah, secara finansial pun rumah adalah aset riil yang nilainya cenderung meningkat seiring waktu. Kenaikan harga tanah dan properti di berbagai daerah menunjukkan bahwa rumah bukan sekadar kebutuhan tempat tinggal, tapi juga investasi masa depan.

Jika seseorang tengah membangun pondasi kehidupan yang stabil—baik secara ekonomi, sosial, maupun spiritual—memiliki rumah yang layak bisa menjadi prioritas yang lebih utama.

Mobilitas dan Produktivitas: Ketika Kendaraan Jadi Kebutuhan

Namun, hidup di zaman modern tidak bisa dilepaskan dari mobilitas. Kebutuhan akan kendaraan pribadi semakin meningkat seiring dengan kompleksitas aktivitas harian: pekerjaan, antar jemput anak sekolah, hingga pelayanan terhadap orang tua dan keluarga.

Kendaraan pribadi bisa menjadi solusi penting untuk menghemat waktu, mengurangi kelelahan, dan meningkatkan produktivitas. Dalam kondisi tertentu, kendaraan bukan lagi sekadar fasilitas, melainkan bagian dari ikhtiar untuk menunaikan kewajiban dan menunaikan amanah hidup.

Meski demikian, perlu diingat bahwa dorongan memiliki kendaraan kadang juga dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan gengsi. Padahal, Islam mengajarkan kita untuk tidak silau terhadap kemewahan dunia dan tetap menjaga hati dari sifat tamak.

Allah Subhanahu wa ta'ala mengingatkan dalam firman-Nya:

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِۗ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
"Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."
(QS. Thaha: 131)


Ayat ini mengajak kita untuk senantiasa menimbang kebutuhan berdasarkan maslahat, bukan berdasarkan keinginan sesaat.

Apa yang Perlu Dipertimbangkan?

Agar keputusan antara rumah atau mobil lebih tepat sasaran dan sesuai dengan prinsip syariah, berikut beberapa pertimbangan yang bisa menjadi panduan:

1. Prioritas Keluarga

Tanyakan pada diri sendiri dan pasangan: Apa yang paling mendesak saat ini? Apakah keluarga membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman, atau kendaraan untuk menunjang aktivitas harian?

2. Kondisi Keuangan

Pastikan keputusan yang diambil sesuai dengan kemampuan finansial. Jangan sampai membeli rumah atau mobil justru menimbulkan beban cicilan yang memberatkan dan menjauhkan dari ketenangan hidup.

3. Nilai Investasi Jangka Panjang

Secara umum, rumah cenderung memiliki nilai investasi yang meningkat dari waktu ke waktu, sementara mobil akan mengalami depresiasi. Namun, jika kendaraan menunjang usaha atau aktivitas produktif lainnya, maka nilai manfaatnya bisa lebih besar dibanding nilai jualnya.

4. Lingkungan Tempat Tinggal

Periksa apakah lingkungan tempat tinggal saat ini sudah layak, aman, dan mendukung pertumbuhan keluarga secara fisik dan spiritual. Jika belum, maka memperbaiki atau pindah ke hunian yang lebih baik bisa menjadi pilihan utama.

5. Kebutuhan Mobilitas

Evaluasi aktivitas harian keluarga. Jika kendaraan dapat memangkas waktu tempuh, meningkatkan keamanan, dan efisiensi, maka keberadaannya bisa menjadi kebutuhan yang mendesak.

6. Skema Pembiayaan yang Halal

Jika memilih pembelian dengan cara cicilan, pastikan menggunakan skema syariah yang bebas riba, tidak mengandung gharar (ketidakjelasan), dan tidak dzalim. Hindari akad yang berisiko menimbulkan kerugian sepihak dan ketidakberkahan.


Bingung pilih rumah atau mobil dulu? Yuk konsultasi GRATIS bersama tim Elang Mobilindo

Wujudkan Mobil Impian Anda dan Keluarga
Dengan Kredit Mobil Syariah Tanpa Riba